Jokowi-JK 2014 |
- Elektabilitas yang mumpuni. Bahkan sebelum pemilu legislatif dilaksanakan kemarin, puluhan lembaga survey menyatakan Jkowi mempunyai elektabilitas tertinggi. Apalagi ketika Jokowi dan PDIP mengumumkan calon wakil presiden mereka adalah Jusuf kalla. Hal ini semakin menambah daya kepopuleran pasangan Jokowi-Jk dan semakin mendongkrak elektabilitasnya.
- Jokowi sebagai capres tidak memiliki jejak Orde Baru.
- Jusuf Kalla dinilai sebagai orang yang bekerja lebih cepat ketika ia menjabat sebagai wapres SBY dulu, dibandingkan SBY sebagai Presidennya sendiri.
- Kebijakan-kebijakan Jokowi saat jadi Wali Kota atau Gubernur dianggap sangat memanjakan harapan rakyat, lebih nyata dan dekat dengan harapan yang diinginkan rakyat selama ini, bukan brdasarkan politik semata.
Kekuragan:
- Jokowi diserang lawan politiknya karena dianggap belum cukup memulihkan Kota Jakarta seperti janji-janjinya dulu. Walaupun Undang-undang memperbolehkan seorang Gubernur menjadi Presiden, namun tetap saja oleh sebagian masyarakat Jokowi dinilai ingkar janji.
- Jusuf Kalla dianggap timpang / jomplang ketika mendampingi Jokowi yang jauh lebih muda dan sedikit pengalaman. Bagi pengagum Jusuf Kalla harusnya JK-lah yang menjadi Capres dan Jokowi-lah yg seharusnya menjadi wakilnya, jika menurut pengalaman. namun jika merunut pada elektabilitas, maka yg sekarang terjadi adalah yg sekarang berlangsung.
- Jokowi dianggap terlalu manut dihadapan Megawati, sehingga masyarakat menganggap Jokowi adalah "BONEKA"-nya Megawati.